Sunday, October 25, 2009

Sikap Dasar Silat Perisai Diri


Berikut ini ilustrasi sikap dasar Silat Perisai Diri, diajarkan pada semua tingkatan Silat Perisai Diri.

Minangkabau

Minangkabau merupakan suku dan budaya di wilayah Sumatera Barat yang terkenal dengan legenda silatnya atau di daerah sana disebut 'silek'. Silat Minang terkenal dengan teknik kunciannya dan banyak menggunakan kuda-kuda atau posisi kaki merendah. Teknik ini sangat bagus untuk melatih kekuatan otot kaki dan kemantapan kuda-kuda. Apabila didalami, dalam Teknik Minang banyak terdapat teknik patahan dan kuncian yang bisa menghancurkan persendian lawan.
Teknik Minangkabau didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Calon Keluarga, yaitu setelah melewati tingkat Dasar I (minimal 6 bulan) dan Dasar II (minimal 6 bulan). Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar tangan kosong lawan pisau dan pisau lawan pisau.

Burung Mliwis

Burung Mliwis adalah jenis burung yang mirip dengan bangau. Mereka menggunakan paruh untuk menangkap mangsanya, bergerak dengan cepat dan terkadang mengangkat salah satu kakinya saat berdiri. Sifat tersebut kemudian diadaptasikan terhadap anatomi tubuh manusia. Teknik Mliwis menggunakan ujung-ujung jari sebagai perlengkapan yang digunakan untuk menyerang lawan. Terkadang, teknik ini juga menggunakan pergelangan tangan dalam melumpuhkan lawan.
Serangan lebih mengarah ke bagian lemah. Sasaran yang dipilih umumnya adalah bagian lemah dari lawan seperti mata, leher dan dagu. Teknik ini juga bisa diaplikasikan untuk penggunaan senjata celurit. Sebagai pelindung, teknik Mliwis terkadang mengangkat salah satu lututnya untuk memerisai dirinya dari serangan lawan. Teknik mliwis bergerak dengan cepat, ringan dan luwes, baik saat menghindar ataupun saat menyerang. Salah satu target yang diberikan dari latihan teknik ini adalah kelincahan dan keseimbangan seorang pesilat dalam bergerak.
Teknik Burung Mliwis didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Putih. Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar tangan kosong melawan pedang satu, pedang satu lawan pedang satu dan Solospel pisau.
Burung Kuntul

Setelah seorang pesilat mempelajari teknik Burung Mliwis, mereka akan mempelajari teknik Burung Kuntul sebagai Teknik Asli di tingkat selanjutnya. Burung Kuntul adalah sejenis burung yang banyak dijumpai di sawah atau perkebunan. Mereka bergerak lebih cepat dari burung Mliwis dan terkadang menggunakan kakinya untuk menyerang mangsanya. Dibandingkan dengan teknik Mliwis, teknik Kuntul lebih cepat dan tegas dalam bergerak. Serangan yang dikeluarkan lebih berupa 'pecutan' dibandingkan 'pukulan'.
Menggunakan lekukan jari dalam menyerang. Tenaga yang digunakan bergerak sangat cepat dimulai dari titik awal tenaga, melontar menuju bagian badan yang digunakan untuk menyerang. Target sasaran masih merupakan daerah lemah lawan, yakni mata. Dalam melakukan serangan kaki, teknik ini selalu merusak lutut lawan dengan telapak kakinya.
Teknik Burung Kuntul didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Putih Hijau. Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar pedang dua lawan toya dan Solospel pisau.
Burung Garuda

Garuda dilambangkan sebagai raja dari segala jenis burung. Mereka memiliki kekuatan, kecepatan yang seimbang dengan tenaganya dan instinct berburu yang tinggi terhadap mangsanya. Teknik Garuda memiliki perlengkapan yang lebih dibandingkan Kuntul dan Mliwis. Fungsi sayap (yang diadaptasikan ke bentuk tangan dengan jari-jari terbuka lebar), digunakan untuk menyerang lawan ke bagian leher, pelipis dan sendi tubuh.
Serangan lebih mengarah ke bagian lemah. Dalam jarak yang sangat dekat, teknik ini menggunakan sikunya sebagai senjata untuk menyerang ke arah kepala, dagu dan ulu hati. Serangan kaki yang dilakukan oleh teknik ini, lebih mengarah ke kemaluan lawan, apabila lawan berada dalam jarak yang rapat. Untuk melindungi dirinya, teknik ini dapat menolak serangan lawan yang bisa mengakibatkan rusaknya persendian lawan. Tenaga yang digunakan oleh teknik Garuda lebih besar karena teknik ini mulai memanfaatkan tenaga dari badan. Serangan tangan yang dikeluarkan bersifat 'mengiris', sehingga dapat dengan mudah beradaptasi dengan senjata pedang atau golok.
Teknik Burung Garuda didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Hijau. Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar toya lawan toya, Serang Hindar tangan kosong lawan pisau dan Solospel pedang satu.
Harimau

Harimau selalu mengamati mangsanya dengan seksama. Apabila sudah menentukan mangsanya, maka harimau akan melakukan perhitungan yang sangat matang untuk memburu mangsa tersebut dengan cepat, tenaga penuh dan buas. Teknik Harimau adalah teknik yang penuh dengan tenaga. Apabila teknik Garuda dikatakan 'mulai' menggunakan tenaga badan, maka teknik Harimau dapat dikatakan sepenuhnya menggunakan tenaga yang teralir dari badan. Dalam menyerang dan menghindar, teknik ini mengalirkan tenaga yang deras melalui perpindahan posisi tubuh.
Mematah leher lawan dalam waktu kurang dari 1 detik. Bentuk tanganya dapat digunakan untuk mencakar, memukul, mencengkram, mematah, memanjat, melempar, mendorong, menolak, menarik dan mengunci lawan. Serangan kaki yang dimiliki juga lebih berfariasi, baik untuk posisi merendah ataupun tegak. Dengan sasaran seluruh persendian dan titik lemah lawan, teknik Harimau selalu sigap terhadap serangan balik lawan karena refleks yang dimilikinya.
Teknik Harimau didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Hijau Biru. Pada tingkat ini juga diajarkan teknik dasar tangan kosong lawan toya, Serang Hindar tangan kosong lawan pedang dan Solospel pedang satu.
Naga


Naga adalah simbol binatang terkuat dalam beladiri Cina. Bergerak dengan meliukkan tubuhnya seperti ular dan menggunakan ekornya untuk mengibas lawan. Teknik Naga menyatukan energinya dengan pola langkah yang melingkar untuk mematahkan persendian lawan. Energi yang dikeluarkan disalurkan bersamaan dengan moment badan yang bergerak untuk menyerang lawan.
Pada tingkat yang sama, pesilat juga menerima pelajaran pernafasan (Gwa Kang) yang gunanya untuk mengembangkan tenaga yang dimiliki, setelah proses pembentukan otot-otot tubuh yang dimulai dari Tingkat Dasar. Dalam menyerang, teknik ini melumpuhkan lawan dengan sasaran leher dan seluruh persendian. Dalam merusak persendian, teknik ini tidak menggunakan tenaga dari tangan, tetapi lebih mengunakan badannya. Untuk menjatuhkan lawan, Naga memiliki teknik sapuan luar dan dalam yang dikeluarkan pada saat posisi merendah.
Teknik Naga didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Biru (Asisten Pelatih). Pada tingkat ini juga diajarkan Serang Hindar tangan kosong lawan senjata dan Solospel pedang dua.
Satria

Setelah menerima pelajaran teknik asli binatang, mulai dari Mliwis hingga Naga, pada tingkat selanjutnya seorang pesilat Perisai Diri akan menerima Teknik Asli manusia. Pada tahap ini, seorang pesilat dianggap telah menguasai inti dari teknik binatang yang telah dipelajarinya.
Satria adalah teknik manusia pertama yang dipelajari pada tingkat selanjutnya. Satria adalah gambaran seseorang yang tegap, dengan refleks yang bagus, gigih, cekatan, berfikir sebelum bertindak dan penuh percaya diri. Begitu pula dengan tekniknya, Satria selalu membusungkan dadanya dan sangat percaya diri untuk menyerang ataupun menerima serangan lawan. Sering kali serangan yang datang tidak dihindari, tetapi langsung dihancurkan dengan menebang, menotok atau menolak. Ini lebih disebabkan oleh hasil pernafasan yang sudah dilatihkan sejak tingkat sebelumnya. Serangan yang dikeluarkan mengarah ke kepala, ulu hati dan persendian tubuh. Serangan kaki yang dikeluarkan mengarah ke 8 penjuru angin : depan, belakang, kiri, kanan dan serong.
Teknik Satria didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Biru Merah (Asisten Pelatih).
Pendeta

Diangkat dari Bahasa Jawa, 'pandito' adalah sosok seseorang yang penuh dengan kebijaksanaan, mawas diri, hati yang tunduk dan selalu menuntun orang lain ke jalan yang baik.
Dibandingkan dengan teknik-teknik sebelumnya, Pendeta merupakan teknik yang cenderung untuk tidak memamerkan kekuatan dirinya. Walaupun tenaga yang disalurkan saat menyerang sangat besar, tetapi sikapnya tidak mencerminkan kebuasan dan unjuk diri. Tenaga yang digunakan hanya seperlunya saja dan hanya keluar pada saat menyentuh lawan.
Teknik Pendeta didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Merah (Pelatih).
Putri
Putri Bersedia Putri Berhias Putri Teratai Bunga Sepasang









Teknik Putri adalah Teknik Asli tertinggi pada silat Perisai Diri. Teknik ini sangat lembut, tetapi di balik kelembutan tersebut tersimpan tenaga yang sangat deras. Bergerak dengan ringan, tetapi di tengah pergerakan acap kali mengeluarkan serangan yang tidak dapat terlihat oleh lawan. Teknik ini bergerak lembut dengan memadukan teknik pernafasan (Gwa Kang dan Gin Kang) serta pelajaran jalan darah dan energi melalui rasa.
Teknik ini didalami oleh pesilat Perisai Diri yang telah menduduki tingkat minimal Keluarga Strip Merah Kuning (Pelatih).

 

Teknik Perisai Diri


Teknik Putri

Teknik Putri adalah teknik tertinggi di Perisai Diri. Karakter dari teknik ini bisa berubah-ubah. Terkadang lembut, namun tiba-tiba berubah menjadi sangat cepat dan keras, kemudian lembut kembali. Putri menggabungkan seluruh kemampuan yang ada pada teknik-teknik sebelumnya, ditambah dengan kemampuan fleksibilitas gerak yang tidak baku seperti teknik lain. Tenaga yang digunakan bersifat kosong isi.

Teknik Satria

Setelah mempelajari teknik hewan, di tingkat ini pesilat akan mulai mempelajari teknik manusia. Teknik yang pertama dipelajari adalah Satria. Pada tingkat ini, pesilat dianggap telah mampu menerapkan seluruh kemampuan dari teknik hewan pada tingkatan-tingkatan sebelumnya. Sebagai suatu teknik manusia, Satria akan mulai meninggalkan karakter kehewananannya, seperti liar, buas dan brutal.

Teknik Naga

Naga dilambangkan sebagai binatang terkuat di jajaran teknik silat Perisai Diri. Oleh karena itu, Naga diberikan pada jenjang teknik hewan terakhir di Perisai Diri. Keunikan dari teknik Naga terdapat pada cara langkahnya yang selalu mengandung putaran. Hal ini dilakukan untuk menuju poros tengah lawan saat menghindar, memapas ataupun menyerang.

Teknik Harimau

Dibandingkan dengan Garuda, teknik Harimau memiliki kemampuan yang lebih besar, baik itu tenaga, kecepatan, keuletan, keganasan dan fleksibilitas gerakan.
Teknik ini di adaptasi dari karakter hewan aslinya yang disesuaikan dengan anatomi tubuh manusia. Kemampuan Harimau lebih baik dibanding Garuda karena teknik ini sudah menggunakan perputaran badan untuk meningkatkan kecepatan dan tenaga.

Teknik Burung Kuntul

Setelah mempelajari teknik Meliwis, pesilat akan menerima pelajaran teknik berikutnya, Burung Kuntul. Bila saat berlatih Meliwis, pesilat diajarkan untuk bergerak ringan, kini pesilat diajarkan untuk melibatkan tenaga saat bergerak ringan.
Dibandingkan dengan Meliwis, Kuntul tidak hanya menyerang bagian lemah, tetapi juga bagian lain seperti lutut.

Teknik Burung Garuda

Garuda adalah simbol burung terkuat di antara jenis burung lainnya. Oleh karena itu, dibandingkan dengan teknik burung sebelumnya, Garuda memiliki kemampuan bertarung yang paling tinggi.
Saat berlatih teknik Garuda, pesilat akan dikenalkan bagaimana cara menggunakan perubahan badan sebagai tenaga tambahan saat menyerang atau menolak.

Teknik Pendeta

Dalam Bahasa Jawa, pandito artinya adalah orang yang selalu memberikan falsafah jalan kebaikan pada orang lain. Karakter ini pun terbawa ke dalam teknik itu sendiri. Teknik ini tidak menunjukan kebrutalan dan juga tidak banyak merusak ataupun menghancurkan persendian lawan.

Teknik Burung Meliwis

Burung Meliwis memiliki ciri khas tersendiri dalam bergerak, yaitu bergerak dengan ringan dan cepat. Tujuan dari mempelajari teknik ini adalah untuk melatih kecepatan, keringanan tubuh dan membiasakan diri menapak dengan ujung kaki. Dengan mempelajari teknik ini, maka pesilat dengan sendirinya akan melatih otot-otot kaki, betis dan pinggul.

Pendidikan dan Tingkatan Perisai Diri

TINGKAT SABUK STRIP BADGE LAMA PENDIDIKAN
Dasar I Putih - - 6 bulan
Dasar II Hitam - - 6 bulan
Calon Keluarga Merah - Bunga sepasang hitam 6 bulan
Keluarga Merah putih Bunga sepasang hitam 6 bulan
Keluarga Merah putih-hijau Bunga sepasang hitam 6 bulan
Keluarga Merah hijau Bunga sepasang hitam 6 bulan
Keluarga Merah hijau-biru Bunga sepasang hitam 1 tahun
Pembantu/Asisten Pelatih Merah biru Bunga sepasang hitam kuning 2 tahun
Pembantu/Asisten Pelatih Merah biru-merah Bunga sepasang hitam kuning 2 tahun
Pelatih Merah merah Bunga sepasang hitam kuning 3 tahun
Pelatih Merah merah-kuning Bunga sepasang hitam kuning 3 tahun
Pendekar Muda Merah kuning Bunga sepasang hitam kuning minimal 3 tahun
Pendekar Merah kuning emas Bunga sepasang kuning -

Janji PERISAI DIRI

Kami Keluarga Silat Nasional Indonesia "PERISAI DIRI" berjanji
  1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Setia dan taat kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
  3. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan
  4. Patuh kepada perguruan dan melaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab asas dan tujuannya
  5. Memupuk rasa kasih sayang dan kekeluargaan sesama anggota

Arti lambang Keluarga Silat Nasional Indonesia "PERISAI DIRI"


MANUSIA MENUNDUK BERSIKAP BUNGA SEPASANG, melambangkan bahwa KELATNAS INDONESIA PERISAI DIRI bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan dengan penuh tanggung jawab dan melaksanakan azas dan tujuan KELATNAS INDONESIA PERISAI DIRI.
BUNGA TERATAI BERDAUN LIMA BERWARNA KUNING, berarti KELATNAS INDONESIA PERISAI DIRI bersikap hidup yang dinamis, selalu bertekad dan bersemangat mengembangkan beladiri Indonesia umumnya dan khususnya silat PERISAI DIRI serta memelihara kelestariannya budaya bangsa.
BANGUN SEGITIGA, BERWARNA MERAH BERTEPIKAN WARNA KUNING, mempunyai tiga makna, yaitu Tujuan Luhur/Roh Suci, Hidup/Sukma dan Kekuatan/Bayu.
WARNA MERAH PUTIH, bermakna asal dan perantara Ayah dan Ibu.

Sejarah Singkat Keluarga Silat Nasional Perisai Diri

Keluarga silat ini didirikan oleh pendekar besar yang nama beken nya adalah Pak Dirdjo atau Pakde, tgl.2 Juli 1955 awal mula silat ini diperkenalkan dihalayak ramai dengan membuka pelatihan di Jalan Wijaya Kusuma 53 Surabaya.
Ceritera tentang tokoh pendekar besar ini sebenarnya berasal dari Yogyakarta nama lengkapnya adalah Raden Mas Soebandiman Dirdjoatmodjo, dia dilahirkan pada tanggal 8 Januari 1913 putra dari Raden Mas Pakoe Soedirdjo, keluarga beken dari Paku Alaman.

Pak Dirdjo ini dari kecil sudah maniac belajar pencak silat , sesudah menyelesaikan sekolahnya di H.I.K pada umur 16 tahun dia sudah loncat pager Keraton pergi merantau untuk mencari guru pencak silat. Pertama-tama dia pergi meguru di Pesantren Tebu Ireng dan Pak Hasan Basri di Jombang , Jawa Timur juga dimana president RI, "Sibuta dari Gua Hantu dilahirkan, sesudah menamatkan pencak silat dan ilmu-ilmu kanuragan dia kembali ke barat dan berhenti di kota Solo di kota ini juga berguru ilmu kepada Pak Sayid Sahab dan untuk memarisi keahlian kanuragan kakeknya Jogosurasmo, setelah dikuasainya enggak capek-capek juga pergi lagi merantau kepesisir pantai utara Jawa berhenti di Semarang di kota ini Pak Dirdjo meguru pencak silat kepada pak Soegito dari aliran Setia Saudara (pecahan dari Seia Hati Organisasi) dikota ini juga dia pergi meguru kanuragan di Pesantren Randu Gunting usai dirasakannya di kota Semarang berangkat dia ke daerah Cirebon Jawa Barat di kota Kuningan dia banyak mempelajari pencak aliran Jawa Barat . Tahu enggak ....apa..... maunya dia sih meguru enggak pernah bosan ?
Cita-citanya adalah ingintahu dan mencari yang baru, setelah dia menetap tinggal di Banyumas mulai merangkum-rangkum apa yang dia kuasai untuk menjadi jurus baru, dikota ini juga dia mendirikan perguruan yang pertama diberi nama Eko Kalbu.

Sesudah menjadi guru, perasaannya juga belum mantap dengan apa yang telah dibuatnya, pada saat itu dia bertemu dengan pendekar Silat Kuntao bernama Yap Kie San di Parakan. Pakde diangkat anak oleh pendekar itu dan mempelajari silatnya selama 14 tahun. Sesudah usai masa pendidikannya 1947 Pakde balik kampung ke Yogyakarta dan saat itu semua pendekar memikirkan untuk memdirikan IPSI , di kota ini dia mendapat kerja di P&K pada seksi pencak silat . Pada tahun 1954 dia dipindah tugaskan oleh Pak Djumali ke Surabaya , selama beberapa tahun Pakde ber experimen utnuk memperkenalkan aliran silat yang baru . Jika melihat kejadian kebelakang dia berguru yang paling lama dan diperlakukan sebagai anak oleh suhu Yap Kie San.

Kedekatan hubungan bathin nya memberikan warna daya ciptanya sehingga produknya kental sekali dengan permainan kuntaonya dari pada permainan pencak yang dikuasainya. Karena nya gaya Perisai Diri dengan ciri teknik yang melompat-lompat dengan hindar serang berbeda dengan pencak Jawa,Madura, Bugis ,Sunda, Bawean dan Bali atau silat Minangkabau, silat Semenanjung dan silat Mindanao.

Itulah Perisai Diri hasil daya cipta manusia yang perpedoman Pandai Silat Tampa Sakit/Cidera.

KURIKULUM PELATIHAN

Tingkatan pesilat Perisai Diri dibagi dalam beberapa tingkatan yang secara garis besar dikelompokkan dalam tingkat Dasar dan tingkat Keluarga. Tingkat Dasar terdiri dari Dasar I (sabuk putih), Dasar II (sabuk hitam) dan Calon Keluarga (sabuk merah). Tingkat Keluarga (sabuk merah) terdiri dari beberapa tingkatan yang ditandai dengan warna strip pada badge. Mulai tingkat dasar akan diajarkan teknik-teknik beladiri tangan kosong. Pada tingkat selanjutnya diajarkan juga teknik permainan senjata dengan senjata wajib pisau, pedang dan toya. Dengan dasar penguasaan tiga senjata wajib, pisau mewakili senjata pendek, pedang mewakili senjata sedang, dan toya mewakili senjata panjang, pesilat Perisai Diri dilatih untuk mampu mendayagunakan berbagai peralatan yang ada di sekitarnya untuk digunakan sebagai senjata. Teknik tersebut juga dapat digunakan untuk memainkan senjata lain, seperti celurit, trisula, abir, tombak, golok, ruyung (double stick), pedang samurai, pentungan, kipas, payung, senapan, bayonet, rantai, teken, dan sebagainya. Metode praktis yang sangat penting untuk dipelajari oleh pesilat Perisai Diri adalah latihan Serang Hindar. Pada latihan ini akan diajarkan cara menyerang dan menghindar yang paling efisien, cepat, tepat, tangkas, deras dan bijaksana. Sekalipun berhadapan langsung dengan lawan, kemungkinan cedera amat kecil karena setiap siswa dibekali prinsip-prinsip dasar dalam melakukan serangan dan hindaran. Resiko kecil pada metode Serang Hindar inilah yang melahirkan motto Pandai Silat Tanpa Cedera. Dengan motto inilah Perisai Diri menyusun program pendidikan dengan memperhatikan faktor psikologis dan kurikulumnya. Teknik silat Perisai Diri terdiri dari lima tahapan, yakni pengenalan, pengertian, penerapan, pendalaman dan penghayatan. Intisari ilmu silat yang dikembangkan Pak Dirdjo ini terdiri dari 19 teknik yang disesuaikan dengan kebutuhan dan anatomi tubuh manusia. Ke-19 teknik silat tersebut masing-masing mempunyai ciri khas dalam hal :
- pengosongan, peringanan dan pemberatan tubuh
- gerak merampas dan merusak
- menangkis dan mengunci
- cara menghindar dan mengelak
- gerak melompat
- cara menolak, menebang dan melempar
- mendorong dan menebak
- serangan tangan, kaki dan badan
- pengaturan napas
- penyaluran tenaga
- pengaturan senjata
Dalam silat Perisai Diri terdapat Teknik Kombinasi dan Teknik Asli. Teknik Kombinasi merupakan teknik-teknik di silat Perisai Diri yang berasal dari perguruan-perguruan silat di seluruh Indonesia yang meliputi 156 aliran. Rangkuman teknik silat tersebut kemudian dipilah dan dikelompokkan sesuai dengan karakter dari masing-masing aliran. Teknik Kombinasi diantaranya adalah Cimande, Batawen, Bawean dan Jawa Timuran. Di samping itu ada juga Teknik Minangkabau yang diambil dari teknik pencak silat tanah Minang yang dilengkapi dengan beberapa teknik lain. Teknik Asli dalam silat Perisai Diri sebagian besar diambil dari aliran Siauw Liem Sie. Dengan kreativitas Pak Dirdjo, yang mirip hanyalah sikap awalnya saja, sedangkan gerakan maupun implementasinya sudah dijiwai oleh karakter pencak silat Indonesia. Hal ini yang menjadikan ilmu silat Perisai Diri mempunyai sifat unik, tidak ada kemiripan dengan silat yang lain. Disebut Asli karena mempunyai frame tersendiri, bukan merupakan kombinasi dari beberapa aliran silat. Teknik Asli dalam silat Perisai Diri :
1. Burung Mliwis
2. Burung Kuntul
3. Burung Garuda
4. Lingsang
5. Kuda Kuningan
6. Setria Hutan
7. Harimau
8. Naga
9. Setria
10. Pendeta
11. Putri
Pada tingkat tertentu akan diajarkan teknik olah pernafasan yang berguna baik untuk kebugaran maupun untuk menunjang beladiri, misalnya gwakang, lweekang dan ginkang. Untuk menyeimbangkan gemblengan fisik, pada tingkat tertentu akan diberi gemblengan mental spiritual yang dalam Perisai Diri dikenal dengan istilah Kerokhanian yang diberikan secara bertahap untuk memberi pengertian dan pelajaran tentang diri pribadi dan manusia pada umumnya, sehingga diharapkan tercipta pesilat yang bermental baja dan berbudi luhur, mempunyai kepercayaan diri yang kuat, berperangai lemah lembut, serta bijaksana dalam berpikir dan bertindak. Keseimbangan antara pengetahuan silat dan Kerokhanian akan menjadikan anggota Perisai Diri waspada dan mawas diri, tidak sombong, dan setiap saat sadar bahwa di atas segala-galanya ada Sang Pencipta. Keseimbangan paling luhur yakni mengabdi kepada Allah Sang Pencipta.